Friday, 1 August 2014

cerpen malam malam ber-5: gunung salak part 2



assalamualaikum.wr.wb...
cerita SEBELUMNYA <<< klik



                 Sebenarnya sih kalau suara kentut mah itu engga sengaja dia kelepasan. Lalu ada suara “duhh siapa sih yang kentut, bau tau gak” Dengan nada yang malas malasan. Yoga pun kaget “waduh suara siapa itu, suara cewe lagi, jangan jangannn mba kunti lagi, ah engga bakalan, mana mungkin sih kuntilanak bisa ngomong, orang dia bisanya Cuma ketawa doang” sisil berkata “ih yoga berisik tau” yoga ketawa dalam hati “ohahaha ternyata tadi si sisil yang ngomong, sial dia denger aja lagi, untung dia engga bangun, Cuma ngomong doang. Tapi kok bisa ya, dasar cantik cantik aneh, untung lu cantik sil. Eh tapi ngomong ngomong ini si rizal tidurnya kebo banget sih, dari tadi di gangguin engga bangun bangun” lalu rizal pun terbangun dari tidurnya sambil kucek kucek mata “ett berisik banget. siapa sih yang ngomong mulu engga aus apa” dalam hati rizal pun berkata “akhirnya dia bangun wah siap siap muka serem” kemudian setelah kucek kucek mata, rizal pun melek dan tiba tiba dia teriak histeris, “huaaaaaaaaaaaaaaaa….. po… po.. poc.. benconggggg eh salah poconggggg… “ lalu yoga pun membuka mukena tersebut sambil ketawa dan berkata “haha ini gua zal, gua tau kok lu kaget banget kan? Takut banget kan? Ah payah lo jadi cowo penakut banget” rizal berkata sambil terkencing kencing “bu… buk.. bukan gitu yog.. lu… lu… lia… liat coba dibelakang lu” yoga pun menolahkan lehernya dan mencoba menengok kebelakang dengan perlahan lahan. Yoga teriak “po.. po.. poc.. pocongggg “ yoga pun pingsan. Karena si rizal teriak kencang sekali dan berisik, niko, billy dan sisil yang tadinya tidurnya sangat terlelap akhirnya mereka terbangun dan menanyakan apa yang terjadi kepada si rizal. Niko berkata dengan mata yang masih merem melek merem melek (ngantuk): “aduh lu kenapa sih zal berisik banget, gatau orang lagi seru seru apa? Gua kan lagi mimpiin si sisil (berkata dalam hati: mampus keceplosan gua).”   sisil menjawab: “apa? Niko mimpiin aku? Kok aku engga mimpiin kamu sih? Aku tadi mimpiin billy” dalam hati niko “nyessss… nyesekkkk woi.!!! Njirrr.” Billy berkata dengan gembiranya : “apa? Serius kamu mimpiin gua sil? Alhamdulillah ya allah… emang kamu mimpiinya kita lagi ngapain? Pasti adegan romantis ya?.”   sisil menjawab: “kok romantis? Orang aku mimpiin kamu meninggal.” Niko pun tertawa terbahak bahak. Si rizal berkata dengan mengeplak kepala niko yang sedang tertawa: “woi malah pada cerita mimpi, tuh liat si yoga pingsan gara gara ngeliat pocong, kualat dia tadinya dia mau ngerjain gua, eh malah dia dikerjain sama pocong beneran, ih bulu kuduk gua jadi merinding, tapi sumpah tadi gua juga liat pocongnya.” Niko menjawab dengan muka kepo: “ah yang bener lu?.” Billy pun juga: “ah gua mah sih gapercaya, lu mah kan orangnya penakut, mungkin itu halusinasi lu aja.” Rizal menjawab dengan muka yang meyakinkan: “lah itu buktinya yoga pingsan.”  Tiba tiba sisil ikut berbicara: “oh jadi yoga pingsan gara gara liat pocong, haha Cuma pocong. Apaaaaa? Poconggggg? Huaaaaaaaaa… pulang yuk, sisil takut disini ternyata ada pocongnya.” Niko menjawab: “aduh sisil kamu berisik banget sih, gausah teriak juga kali ini kan udah malem.” Sisil menjawab: “ih niko jahatttt…. Males ah sama niko mah (cemberut).” Niko pun menjawab: “eh iya aku mah bercanda ayo teriak lagi yang kenceng sisil ayo yang kenceng, sini abang dengerin kamu teriak.” Billy menjawab: “eh malah pada bercanda ayo kita bangunin si yoga, ada yang bawa minyak kayu putih ga?.” sisil pun menjawab dengan mengambil sesuatu ditasnya: “minyak kayu putih? Nih aku ada. Emangnya buat apa billy?.” Billy menjawab: “buat aku minum sisil, gua haus banget nih, sini minyak kayu putihnya aku minum, aku tau kamu mau aku cepet cepet mati kan? Duhh udah tau buat bangunin si yoga.”

                Kemudian setelah mereka berhasil membangunkan si yoga dari pingsan nya, akhirnya mereka pun mulai menanyakan apa yang sebenarnya terjadi kepada yoga, dan yoga pun menjelaskan bahwa ia melihat pocong, dan menjelaskan bahwa rumah yang mereka tempati angker dan ada makhluk astralnya. Kemudian setelah beberapa menit mereka mendengar suara gamelan dan di ikuti dengan lagu sinden.
Rizal berkata: “eh nanti dulu, suttsss jangan berisik, coba deh kalian dengar baik baik, seperti ada suara gamelan ya? Kalian dengar ga.” yoga pun menjawab: “eh iya gua juga dengar nih, ini sih lagunya gua kenal, aaaahhh iya ini kan lagu lingsir wengi, lagu yang katanya buat manggil setan atau kuntilanak.”
Sisil pun menyaut dengan muka pucat: “ih serius? Aaaaaaaaa… sumpah ya sisil takut sisil takutttt, mamahhhhhhh mau pulang.” Billy pun menjawab dengan menyenggol si niko : “elu sih nik udah tau sisil anaknya gitu, ngomongnya pelan pelan kek.!! Oh ya gua mau nanya nih nik. APAAAAN NIK LAGU MANGGIL KUNTILANAK? (teriak).”  Yoga berkata: “ett… bocah tolol” rizal menjawab perkataan yoga: “woi goblok lu ya, gaboleh ngomong kasar, gimana sih lu bocah begoooo.” Sisil menjawab: “ya ampun kalian berdua kok kurang cerdas sih otaknya, jangan berkata kasar lagi ya, liat tuh niko, dia itu cowo baik, dia gapernah ngomong kasar ( Niko mendengarnya ia pun bagaikan terbang ke langit ke 7) paling Cuma anjing, babi, monyet, tolol, dongo, bangsat.!!.”  rizal, billy, yoga pun menahan ketawa sehingga rasa takut mereka pun mulai hilang. Namun lama kelamaan suara tersebut(lingsir wengi) makin kencang, dan bulu kuduk mereka pun kompak pada merinding. Rasa takut, gelisah, panik, semua bercampur menjadi satu, apalagi saat lilin yang mereka nyalakan untuk penerangan mati secara tiba tiba padahal tidak ada angin, kalau sudah begini, semua pun gelap, dan mereka pun saling berpegangan tangan. Namun suara musik lingsir wengi itu terus terdengar dan mulai ada terdengar suara suara aneh, seperti ada benda jatuh “kedebuk” ada suara tangisan, ada juga suara “tutttt” oh kalau itu yoga kelepasan lagi.
waktu telah menunjukan jam 1 malam, tapi lagu sinden tersebut masih terdengar, dan suara tangisan itu masih ada, semakin membuat suasana menjadi mencekam. Satu persatu diantara mereka mulai saling meminta maaf. Yoga berkata : “emm,, gua tau gua itu punya banyak salah sama kalian, terutama sama elu zal, kalau besok pagi kita semua gabisa ketemu lagi, gua minta…….……”  billy menjawab dengan kata terpatah patah “ma mauu.. min… mint… minta…. maa maa maaf yog?.”   Yoga pun menjawab: “minta air aus guaaaa… ya mau minta maaf lah.” Niko pun ikut berbicara : “iya yog, buat yang lain juga gua minta maaf ya kalo gua punya salah, buat sisil. Jangan jadi cewe manja ah, belajar mandiri dan dewasa ya, jaga baik baik diri kamu, yang pasti aku gabisa jauh dari kamu.” Yoga menjawab: “duch niko totweetttttt… muach.” Niko menjawab: “apaan sih lu yog, lagi romantis nih, rusuh aja lu.”  Sisil menjawab dengan sifat lugu nya : “iya niko aku bakalan mandiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri, masak sendiri, makan sendiri, nyuci baju sendiri, tidur sendiri, berangkat sekolah sendiri, bahkan kalau aku mati aku bakalan kubur….. “  billy ikut ngomong: “ngubur sendiri??..” sisil menjawab : “ya dikuburin lah billy, mana bisa aku yang mati aku yang nguburin”  billy pun menjawab: “cieee tumben sisil pinter, oh iya buat semua, gua juga minta maaf ya kalau gua punya salah sama kalian.”    Rizal pun berkata: “i..iy…iyaa bil, ki…kit…..kita semua maafin kok…  gu… gu… gua juga ya mi… min… mintaaa maaf sama kalian semua”  sisil menjawab: “kalian ada apa sih kok pada minta maaf, udah kayak lebaran aja.” Niko menjawab: “kamu itu emang cewe paling gapeka ya, sampai keadaan yang mencekam gini aja kamu masih ga sadar dan ga peka juga?” tiba tiba suara musik sinden yang dari tadi terdengar mulai berhenti dan hilang, suasana pun yang tadinya mencekam mulai mereda namun selang beberapa menit, terdengar suara seperti langkah kaki, mereka berlima pun mendengarnya dan sangat penasaran siapakah yang berjalan disekitar rumah yang mereka tempati, mungkin saja itu orang, kan lumayan kali saja dia mau membantu mereka ber-5, tetapi jika bukan orang? Bukan nya dapat pertolongan, mereka berlima bisa mati ketakutan. Kemudian suara langkah kaki tersebut pun terdengar semakin kecil dan sepertinya semakin menjauh. niko berkata dengan keringat yang mengucur dari dahinya: “aduh lega gua, udah hilang bro suaranya.” Lalu tiba tiba terdengar suara langkah kaki lagi, dan di ikuti dengan suara ketukan pintu. “tok tok tok” billy berkata dengan berbisik agar tidak berisik: “yog… kalau engga lu nik, sana coba lu cek, siapa yang ketuk? Kali aja orang mau ngasih bantuan. Lumayan” niko menjawab dengan berbisik juga: “kenapa engga lu aja bil, gua sih ogah, kalo gua mati, nanti si itu gimana?.” Billy pun berbisik menjawab: “maksud lu sisil nik? Dia tanpa lu bisa hidup kok, kan masih ada gua.”   Yoga ikut berbicara: “udah udah lu berdua masalah gini aja didebatin udah kayak capres, masa buka pintu aja ga berani.”   Niko menjawab: “oh lu berani yog?” yoga menjawab: “jadi lu ngeraguin keberanian gua sebagai yoga prayudha anaknya pak joko? Zal buka pintunya zal.” Niko menjawab: “dih sial..! gua kira lu berani.” Disaat mereka ngobrol, suara ketukan tersebut mulai kencang dan intensitas bertambah. “tok tok tok tok” keadaan mereka ber-5 pun semakin panik,  tetapi lama kelamaan suara ketukan pintu tadi pun berhenti dan hilang, suara kaki tersebut pun mulai menjauh lagi.
              waktu telah menunjukan jam 2 pagi, setelah keadaan dan suasana sudah agak membaik, niko dan yoga pun memberanikan diri untuk mencari lilin yang mati tadi untuk dinyalakan kembali, setelah lilin tersebut ditemukan dan sudah nyala kembali, akhirnya karena faktor kelalahan akibat tadi pada ketakutan mereka pun memutuskan untuk beristirahat kembali.  Niko berkata: “udah kalian semua tidur aja sana, biar besok kita cari bantuan engga ngantuk dan engga kelelahan, untuk keamanan tenang aja.”  Rizal menjawab: “beneran nih? Makasih kalau lu mau begadang nungguin kita ber 4 tidur.”  Niko menjawab: “dih… siapa yang bilang? Gua juga mau tidur lah.” Tiba tiba sisil ikut berbicara: “ih niko jahat, masa sisil tidur engga dijagain, ntar kalau sisil diambil mba kunti sama pocong gimana?.” Niko menjawab: “eh iya iya aku engga tidur, udah kamu tidur aja, biar aku yang jagain. (sambil usap usap rambut sisil)”  billy berkata: “itu lah niko, kalau udah sama sisil, lemahhhh… udah gitu gaberani nembak lagi. cemen  Wkwk” niko menjawab: “suttttssss… :D”

                 akhirnya pagi pun tiba, mereka berlima bangun dan bersiap siap untuk pulang dan meninggalkan rumah kosong tersebut, dan mulai mencari bengkel terdekat untuk menambal ban motor yoga yang bocor dan memperbaiki motor niko yang mogok. Setelah menemukan bengkel akhirnya mereka memperbaiki motor mereka disana, saat motor mereka sedang diperbaiki tiba tiba pak slamet (si penjaga warung ada di part 1) datang ke bengkel tersebut untuk mengantar kan kopi pesanan yang punya bengkel. Ternyata bengekel tersebut tidak jauh oleh warungnya pak slamet. Sisil berkata: “ihh pak slamet yang kemarin jaga warung ya?” pak slamet menjawab: “eh neng yang kemarin, iya neng. Ada apa ya?.” Sisil mejawab: “oh engga kok pak Cuma nanya aja. Hehe”  yoga pun penasaran dengan kejadian semalam dan bercerita semuanya kepada pak slamet: pak saya ingin bertanya pak, apakah bapak tidak keberatan?” pak slamet menjawab: “oh iya silahkan dek mau nanya apa ya?” yoga menjawab: “jadi gini pak, saya mewakilkan teman teman saya bahwasannya kami semua disini penasaran dan ingin menanyakan tentang kejadian tadi malam yang kami alami pak.” Billy ikut bicara: “yaelah lu yog, mau nanya apa mau pidato.” Yoga menjawab: “yaudah, woi pak, gua mau nanya nih, tolong lu jawab ya, kepo nih gua soalnya..”  niko ikut bicara: “hus yog, ga sopan lu ngomong sama yang tua an, jadi gini pak kemarin kan kita main didaerah ini, nah pas kita mau pulang ternyata ban motor yoga dan motor saya tiba tiba mogok, karna hari sudah gelap, disini juga jarang ada rumah bahkan listrik pun tidak ada, kami memutuskan untuk bermalam disini, kebetulan kami menemukan rumah kosong. Nah yang mau saya Tanya kan pak, apakah rumah yang dihutan sana, yang seperti gubuk itu pak, apakah angker? Soalnya semalam kami mengalami kejadian kejadian aneh pak.” Pak slamet menjawab: “oh rumah tua itu, selama 42 tahun saya tinggal disini yang saya tau rumah itu hanya tua dan tidak ada cerita tentang keangkeran rumah tersebut.” Rizal pun menjawab apa yang dikatakan pak slamet: “tapi pak semalam tuh kami ber-5 mengalami banyak kejadian janggal pak dirumah tua itu.” Sisil dan yang lainnya pun meng-iyakan pernyata si rizal. Lalu pak slamet pun menjawab: “haha memangnya apa yang kalian alami disana?.” Billy menjawab: “banyak pak, dari lilin tiba tiba mati padahal tidak ada angin, ada suara benda jatuh, ada suara tangisan, ada……..” rizal memotong pembicaraan: “emm… kalau suara tangisan, gua mau ngaku itu gua nangis. Hehe”  billy menjawab: “yeeee… dasar lu zal, cengeng jadi cowo. Padahal gua juga nangis (dalam hati) lanjut nih ya pak, ada suara musik gamelan dan lagu sinden lingsir wengi, dan parahnya lagi ada suara langkah kaki dan ada yang mengetuk pintu rumah tua itu pak, coba bapak jelasin pak. Apakah warga disini pernah mengalami kejadian tersebut?.” Pak slamet menjawab dengan tersenyum: “haha dek dek, soal lilin yang tiba tiba mati padahal tidak ada angin, itu karena lilin yang bapak jual lilin murah dek, jadi mudah mati. Suara benda jatuh, mungkin itu benda tersenggol sama tikus, namanya juga rumah kosong dek, kotor, banyak debu, pasti disana banyak tikus. Soal ada suara gamelan dan lagu sinden lingsir wengi itu karena dibelakang rumah tua tersebut ada rumah orang jawa namanya pak joko, ia sangat senang sekali mendengarkan lagu sinden lingsir wengi pada setiap malam jum’at bersama teman temannya yang rumahnya disekitar sini dek, maka nya lagi malam ada suara langkah kaki itu suara teman temannya pak joko mau pulang kerumah mereka masing masing, dan yang soal mengetuk pintu saya, ketika saya ingin pulang dari rumahnya pak joko, pas lewat rumah tua tersebut saya melihat motor motor adik didepan rumah tersebut, maka nya saya ketuk, saya hanya ingin memastikan apakah adik baik baik saja, atau membutuhkan bantuan bapak, tetapi bapak ketuk ketuk tidak ada jawaban, karena bapak tidak ingin mengganggu mungkin kalian lelah maka nya bapak langsung pulang.” Niko menjawab dan berkata kepada semuanya: “oh iya makasih ya pak, maaf nih udah ganggu, tuh denger apa kata pak slamet, ternyata lagi malam itu semua bukan karna hantu, maka nya kita jangan ketakutan dulu. “ sisil menjawab: “hehe iya niko, sisil jadi nyesel deh lagi malem sisil nangis ketakutan, padahal kan itu bukan setan.” Yoga berkata: “tapi nik, sil, bil, terus POCONG yang gua sama rizal lihat itu si.. si... sia..siapa?????.” namun ketika ingin bertanya kepada pak slamet, tiba tiba pak slamet hilang. Karena pak slamet hilang akhirnya niko dan yang lainya pun bertanya kepada yang punya bengkel. Niko berkata: “mas saya mau nanya, pak slamet itu memangnya sudah lama tinggal disini?.” Mas mas bengkel menjawab: “oh pak slamet yang dulu jaga warung, kok kamu kenal,  bukan nya kalian bukan orang sini ya?” niko menjawab: “bukan sih mas, tapi kita kenal kok, dia kan yang jaga warung didepan itu loh.” Mas mas bengkel pun menjawab: “iya dek, tapi dulu. Sekarang mah warungnya dijaga anak perempuan nya, pak slametnya mah kan udah 3 tahun yang lalu meninggal karena bunuh diri dirumah tua yang ada dihutan.” Niko dan yang lainnya kompak berkata: “yang bener mas? Seriusssss? Jadi tadi kita ngomong sama siapa dong? Jangan jangannn….. SETAAAAANNNNNNNNNNN….”

 Read More:

No comments:

Speak Your Mind

Powered By Blogger · Designed By Seo Blogger Templates