Tuesday 23 April 2013

sejarah dasi


Keberadaan dasi sebenarnya melalui sejarah yang panjang. Menurut Asosiasi Aksesori Leher Amerika dasi sudah dipakai sejak zaman batu khususnya untuk memberi ciri khas pada kelompok pria borjuis. Pada masa Romawi Kuno dasi digunakan untuk melindungi leher dan tenggorokan biasanya dipakai oleh jurubicara kerajaan. Keberadaan dasi juga berkembang pada masa prajurit militer Romawi. Bukti bahwa dasi sudah dikenakan pada masa tersebut dapat Anda temukan di makan kuni, Xian, Tiongkok.
Perkembangan sejarah dasi sangar beragam. Misalnya pada masa Shakespeare (1564 - 1616) dengan ada aksesori leher  yakni "ruff". Aksesoris ini berupa kerah kaku dari kain putih  yang menjuntai ke atas di belakang kepala, bentuknya seperti piringan besar yang melingkari leher. Untuk mempertahankan bentuk kakunya, ruff ini sering dberi kanji. Lama-lama orang merasa bosan menggunakan ruff karena desainnya bertumpuk-tumpuk hingga ketebalan beberapa sentimeter mengakibatkan leher mengalami pegal dan iritasi karena keringat.

Kemudian pada 
pada masa pemerintahan Louis XIV tahun 1660-an hadirlah "cravat".  Namun,  negara Kroasia sebenarnya lebih pas disebut sebagai tanah asal dasi. Karena, konon kata "cravat" berasal dari nama negara Kroasia diambil dari bahasa Kroasia setempat yaitu Hrvatska.

Sejarah ini sebenarnya sesuai dengan ucapan Francoise Chaile dalam buku La Grande Historie de la Cravate (Flamarion, Paris, 1994).
"... Sekitar tahun 1635, sekitar enam ribu prajurit dan ksatria datang ke Paris, yang disewa oleh Louis XIII dan Richelieu. Pakaian tradisional mereka amat menarik. Sehelai sapu tangan diikatkan di leher dengan cara khusus. Sapu tangan itu terbuat dari berbagai kain, dari yang serupa seragam, katun halus, hingga sutera. Gaya unik ini segera 'menaklukkan Perancis'. Apalagi cara ini lebih praktis ketimbang kerah kaku. Sapu tangan itu cuma diikat, dengan ujung-ujungnya dibiarkan lepas."Maka disebutlah sapu tangan itu cravat, artinya "penduduk dari Kroasia".
Keindahan cravat ditunjukkan dengan cara mengenakannya di leher, karena hal ini akan menunjukkan kelas si pemakai.  Beau Brummell (1778 - 1840), adalah sosok yang banyak mempengaruhi perkembangan mode pemakaian cravat, pada jaman tersebut orang-orang membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengikat cravat-nya agar terlihat elegan.
Pada jaman tersebut, seseorang memiliki pantangan untuk menyentuh cravat milik orang lain, jika hal ini terjadi maka akibatnya duel berkelahi tidak dapat dihindari lagi. Karena menggunakan cravat adalah cara orang untuk mengekspresikan kepribadian mereka.
Pada masa Napoleon Bonaparte ada semacam budaya menggunakan cravat, bahkan sampai ke arah tahayul. Napoleon Bonaparte selalu menang perang karena beliau selalu memakai cravat hitam dengan melilitkan ke leher sebanyak dua kali. Namun, pada saat ia terjun di Waterloo, ia sedang mennggunakan carhat putih. Akibatnya ia terjatuh.
Pada sekitar tahun 1860-an, mode carvat mulai berkembang dengan desain ujung yang panjang menjuntai sepanjang dada, desain ini lebih modern daripada aksesori leher untuk melengkapi kemeja berkerah yang sedang populer saat itu, kemudian dikenal dengan sebutan dasi. Hingga berganti era, dasi berkembang bentuknya menyerupai kupu-kupu, model ini sangat populer di kalangan para borjuis tahun 1890-an.
Sekarang, Anda akan mudah menemukan model dasi apapun, dasi menjadi semakin beragam warna, desain serta tekstur kainnya. . Tidak seperti dahulu kala, pemakaian dasi hanya terbatas untuk golongan tertentu dan acara tertentu. Namun sekarang, dasi dapat dikenakan di berbagai keperlua. Pemakaian dasi di kalangan wanita mulai dipopulerkan oleh penyanyi Avril Lavigne yang pada tahun 2002, penyanyi asal Kanada ini melejit lewat lagu-lagunya yang rock serta pemakaian dasi yang cukup fashionable.

No comments:

Speak Your Mind

Powered By Blogger · Designed By Seo Blogger Templates